AyatTentang. 24 Ayat Al-Quran Tentang Agama. AlQuranPedia.Org - Agama dalam bahasa Arab disebut "Ad-Diin". Sesungguhnya din/agama yang diridhoi Allah hanyalah Islam. Agama selain Islam tidak akan diterima, meskipun itu Yahudi, Nasrani, Majusi, Konghuchu, Shinto, Hindu, Buddha dan lain sebagainya. Maka barangsiapa yang sudah mendengar 3 Menurut para ahli. Berikut ini adalah beberapa definisi dari pluralisme yang dituturkan oleh para ahli, anta lain: 1. Mohamed Fathi Osman (2006) Pluralisme merupakan toleransi atau penerimaan kepada adanya perbedaan sehingga manusia memperoleh hak serta kewajibannya yang sama dengan manusia lainnya. 2. Padakesempatan kali ini penulis akan sedikit menjelaskan transformasi budaya yang telah dilakukan Nabi Muhammad di semenanjung Arab. Transformasi ini juga meliputi penjelasan mengenai ekspansi Islam yang mengedepankan upaya damai. Tulisan ini mencoba mengangkat ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi moral dan juga nilai kemanusiaan. NostraAetate- Dekret Vatikan II tentang Agama-Agama Non-Kristiani. 19 Agustus 2019. Kembali ke rangkuman bidah utama Vatikan II. Dokumen Vatikan II, Nostra aetate #3: "Gereja juga memandang orang-orang Muslim dengan rasa hormat. Mereka menyembah Allah yang Esa, yang hidup dan subsisten, yang Maharahim dan Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi PENDAHULUAN Tradisi perbincangan tenang tuhan ini dalam study keilmuan islam biasanya dibahas dalam teologi. Didalam kajian teologi ini, banyak tokoh intelektual mencoba memperbincangkan persoalan-persoalan yang terkait dengan tuhan. Filsafat ketuhanan berurusan dengan pembuktian kebenaran adanya tuhan yang didasarkan pada penalaran manusia. Apakahkamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Yang menjadi ajaran Gereja tentang perdamaian dan persatuan yaitu? Berikut pilihan jawabannya: Bahwa damai di dunia ini lahir dari cinta kasih Allah terhadap manusia melalui Yesus Kristus; Bahwa Gereja dan masyarakat dunia akan dapat berdamai bila sama-sama memiliki satu tujuan Kata"Agama" berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu tradisi, dimana "A" artinya tidak dan "Gama" artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan tertib. Translationsin context of "TENTANG AJARAN GEREJA" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "TENTANG AJARAN GEREJA" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations. PENDAHULUAN Konsili Vatikan II telah memulai tahap baru dalam hubungan Gereja dengan agama-agama lain. Banyak dokumen Konsili secara eksplisit mengacu kepadanya, dan terutama satu, deklarasi Nostra Aetate, seluruhnya dikhususkan bagi 'hubungan antara Gereja Katolik dan agama-agama dan kepercayaan lain.. Perubahan pesat di dunia dan perenungan yang paling dalam tentang misteri Gereja sebagai Toleransiadalah sikap menghormati, menghargai dan tidak mengganggu agama lain. Sedangkan dialog agama, lebih mendalam daripada toleransi. Dialog agama menyangkut sikap keterbukaan untuk mengerti, memahami, menyelami, dan bertukar pendapat dengan agama dan kepercayaan lain. Dalam dialog, unsur komunikasi antar dua pihak atau lebih; lebih mendalam. PXkp8tf. Memahami kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah Mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anguerah Allah Indikator • Menjelaskan keberagaman, kemajemukan bangsa manusia di Indonesia berdasarkan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika • Menjelaskan peluang-peluang dan tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia. • Menganalisis ajaran Kitab Suci tentang keberagaman bangsa manusia menurut Kej 351-15 dan Yoh 41- 42 • Menganalisis ajaran Gereja tentang keberagaman bangsa manusia berdasarkan Nostra Aetate art..5 dan Gaudim et Spes Bahan Kajian 1. Keberagaman/Kemajemukan bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika 2. Peluang-peluang dan tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia. 3. Keberagaman umat manusia dalam ajaran Kitab Suci Kej 351-15; Yoh 4 1-42. 4. Suku-suku dan agama-agama yang ada di Indonesia. 5. Upaya-upaya membangun semangat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang majemuk. Sumber Belajar 1. Konferensi Waligereja Indonesia KWI. 1996. Iman Katolik. Kanisius Yogyakarta. 2. A. Heuken SJ. 1991. Ensiklopedi Gereja. Cipta Loka Caraka Jakarta. 3. Alex Lanur. 1995. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. Kanisius Yogyakarta. 4. Dr. P. Hardono Hadi. 1994. Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Kanisius Yogyakarta, 1994. 5. Kitab Suci Alkitab. Pendekatan Saintiik dan kateketis Metode Cerita, pengamatan, tanya jawab, diskusi, dan penugasan Sarana 1. Peta penduduk Indonesia. 2. Burung Garuda Pancasila Lambang Negara. 3. Kitab Suci Alkitab. 4. Buku Siswa kelas XII Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3 x 45 menit. Pemikiran Dasar Dalam Kamus Besar Bahasa Iindonesia KBBI, Keragaman berasal dari kata ragam, yang berarti 1 sikap, tingkah laku, cara; 2 macam, jenis; 3 musik, lagu, langgam; 4 warna, corak ; 5 laras tata bahasa, keragaman menunjukan adanya banyak macam. Sedangkan keragaman sendiri berarti perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam atau suatu keadaan yang beberagam-ragam-beragam-ragam. Keberagam-ragaman secara umum adalah suatu kondisi dimana terdapat perbedaan-perbedaan di dalam masyarakat di berbagai bidang seperti suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan kesopanan, sosial dan ekonomi. Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat yaitu, antara lain; suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan tatakrama, kesenjangan ekonomi dan sosial. Suku bangsa dan ras yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangatlah beragam. Dari keragaman tersebut ada perbedaan ras dari ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya. Suku bangsa yang ada di Indoseia lebih dari 300 macam. Sedangkan ras yang ada di Indonesia antara lain ras mongoloid yang terdapat di bagian Barat Indonesia dan ras austroloid yang terdapat di sebelah Ttimur Indonesia. Tentu saja bahwa manusia tidak bisa memilih agar dilahirkan di suku atau bangsa tertentu. Karena itu, manusia tidak pantas membanggakan dirinya atau melecehkan orang lain karena faktor suku atau bangsa. Agama dan keyakinan mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi trasendensi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun juga kekuatan gaib itu berdiam di dalam diri manusia imanen, yang hanya bisa dirasakan kekuatannya. Dalam kenyataannya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah berfungsi edukatif ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang, berfungsi penyelamat, berfungsi sebagai perdamaian, berfungsi sebagai sosial control, berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas, berfungsi transformatif, dan sebagainya. Di Indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan terdapat enam agama yang diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya, manusia tidak dipandang sederajat. Ada yang mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya. Ideologi dan politik Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan keteriban sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Meskipun pada keyataanya Indonesia hanya mengakui pancasila sebagai satu-satunya ideologi. Tatakrama; yang berarti adat istiadat, sopan santun, pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tatakrama di bentuk dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dan diharapkan akan terjadi interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat itu sendiri. Kesenjangan ekonomi dan sosial;Indonesia merupakan negara berkembang dimana masalah perekonomian diperhatikan agar dapat meningkat. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, golongan dan strata sosial. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa terdapat penggolongan orang berdasarkan status sosial Indonesia adalah negara dengan struktur masyarakat yang majemuk dan memiliki banyak keragaman dalam banyak hal. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kita. Banyak pengaruh yang timbul karena adanya keragaman, diantaranya adalah 1 Didalam kelompok-kelompok sering kali terjadi segmentasi karena memiliki kebudayaan yang berbeda. 2 Struktur sosial terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplemeter. 3 Kurang adanya pengembangan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar. 4 Secara relatif sering kali terjadi konlik diantara kelompok yang satu dengan diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi. 6 Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Selain pengaruh diatas, jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti 1 Terjadinya disharmonisasi, dimana tidak ada penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya. 2 Terjadi diskriminatif terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu yang akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang merugikan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3 Terjadi eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain, menganggap kelompok lain derajatnya lebih rendah dari pada kelompoknya sendiri. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu 1 Semangat Religius; 2 Semangat Nasionalisme; 3 Semangat Pluralisme; 4 Semangat Humanisme; 5 Dialog antar umat beragama; 6 Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konigurasi hubungan antar agama, media, masa, dan harmonisasinya. Problematika yang sedang dialami bangsa Indonesia saat ini adalah adanya gejala diskriminasi dalam masyarakat yang beragam. Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi isik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik. Tentu saja kondisi ini bertolak belakang dengan semangat kebangsaan kita sebagaimana ditegaskan dalam pasal 28 ayat 2 UUD 1945 bahwa ā€œSetiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif ituā€. Sangat jelas sekali bahwa setiap orang mendapat perlindungan saat dia mendapat perlakuan diskriminasi. Meskipun begitu diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, diceritakan bahwa Bangsa Terpilih sering kali menghayati rasa satu bangsa, satu Tuhan, satu negeri, satu tempat ibadat, dan satu tata hukum 12. Dari sejarahnya, ternyata ketika mereka bersatu, mereka menjadi kuat, sanggup mengalahkan musuh dan menjadikan dirinya bangsa yang jaya. Namun, ketika mereka tidak bersatu, mereka menjadi bangsa yang tak berdaya dan tiap kali secara gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Kitab Suci menceritakan bahwa ketika mereka dari Mesir memasuki tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua, mereka sungguh bersatu dan dapat merebut Tanah Terjanji itu. bdk. Yos 6 1-15, 63. Ketika mereka sudah menempati Tanah Terjanji yang dibagi menurut suku-suku keturunan Yakob, maka mereka lama-kelamaan terpecah dan menjadi lemah. Pada saat-saat itu, mereka menjadi lemah dan gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Mereka pernah bersatu di bawah pimpinan raja Daud dan menjadi bangsa yang kuat dan jaya. Kemudian mereka terpecah lagi dan menjadi lemah. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikisahkan bahwa ketika saat Mesias datang, umat Israel telah dijajah oleh bangsa Romawi. Akibatnya mereka menjadi bangsa yang lemah dan terpecah belah. Ketika Yesus ingin mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru yang bercorak rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya bdk. Mat 23 37-38. Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria di sumur Yakob. Pada pelajaran ini, peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati makna dan hakekat keberagaman sebagai realitas asali kehidupan manusia, khususnya dalam keberagaman atau kemajemukan hidup bangsa Indonesia sesuai semangat injili yaitu semangat Yesus sendiri. Kegiatan Pembelajaran Guru mengajak didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan doa Doa Pembuka Allah, Bapa kami, Engkau telah menciptakan alam semesta sebagai kediaman bagi umat manusia. Tatkala umat pilihan-Mu hidup terlunta-lunta di pengasingan, Engkau membebaskan mereka dan menghantar ke tanah terjanji. Tanah air yang subur dan berlimpahan susu serta madu. Engkau pun memberikan tanah air kepada kami. Bapa, kami bersyukur atas tanah air kami yang luas dengan isinya yang beraneka ragam lautan dengan ribuan pulau, gunung dan daratan, hutan dan belantara; semuanya menyemarakkan tanah air kami. Kami bersyukur atas ratusan suku dan aneka budaya serta bahasa yang Kau himpun menjadi satu bangsa dan satu bahasa. Kami mohon berkat-Mu bagi semua yang mendiami tanah air ini. Semoga kami semua berusaha memelihara dan memajukannya. Bebaskanlah tanah air kami dari bahaya bencana alam, kelaparan, perang, dan wabah penyakit. Semoga kami semua tekun membangun tanah air kami demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa. Bantulah kami mewujudkan tanah air yang adil, makmur, aman, damai dan sejahtera, sehingga tanah air yang kami diami di dunia ini selalu mengingatkan kami akan tanah air surgawi, tempat kami akan berbahagia abadi bersama Dikau. Semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. Langkah Pertama Mengamati Keanekaragaman dan views Peranan Gereja dalam Kemajemukan Agama Oleh Hendrik Nyoman Wahini Sekolah Tinggi Immanuel Nusantara Pendahuluan Dalam lingkup kehidupan warga Negara, adanya kemajemukan agama adalah hal yang sangat sulit untuk di hadapi dalam suatu Negara. Contoh konkret adalah Negara Indonesia. Indonesia memiliki 5 kepercayaan agama; yaitu agama Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu cu, dan Muslim. Dari ke-5 kepercayaan tersebut, Pentingnya Peranan Gereja Terhadap Kemajemukan Agama di Indonesia sangat dibutuhkan untuk pekabaran Injil karena sudah seharusnya gereja mengemban misi Allah untuk menyelamatkan semua umat manusia sesuai dengan Injil Matius 2819-20. Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu dan Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Dari Pernyataan Yesus Kristus inilah gereja di Indonesia harus berani bersaksi kepada non Kristen supaya banyak orang diselamatkan. Hubungan Gereja dan masyarakat Indonesia Indonesia bukanlah Negara teokrasi, bukan Negara agama atau yang berdasarkan pada suatu agama tertentu. Melainkan Negara kesatuan yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional secara tegas menyatakan bahwa Negara menjamin kebebasan setiap penduduk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Sehingga dapat menghasilkan Negara yang berdaulat, makmur, dan sentosa. Dari jumlah penduduk yang sedemikian besar dengan berbagai agama dan aliran kepercayaannya adalah realitas yang sekaligus tantangan yang harus di perhitungkan oleh gereja dalam menempatkan diri dan menjalankan misinya di Indonesia.[1] 2. Realitas Yang Dihadapi Gereja Di Tengah-tengah Keberagaman Agama Undang-undang Dasar 1945, khususnya pasal 29 memberikan rumusan yang sangat jelas sekali dalam hubungannya dengan keberagamaan di Indonesia Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaanya itu. Rumusan Pasal 29 ayat 1, 2 Yang sangat singkat dan padat ini memang mengasumsikan adanya jaminan serta kebebasan bagi warga Negara untuk melaksanakan ibadatnya dengan berbagai fasilitas yang di butuhkan untuk mendukung peribadahan itu namun tidak secara eksplisit mengungkapkan adanya kebebasan untuk berganti/bertukar/pindah agama. Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan saling menghargai, menghormati dan semangat bekerjasama antar anggota masyarakat. Akan tetapi realitas yang terjadi khususnya di daerah Poso, perang antar agama Islam vs Kristen masih terlihat di beberapa desa, hal ini mengakibatkan banyaknya pertumpahan darah. Dan sampai saat ini pemerintah setempat masih berusaha mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Penyebab Terjadinya Konflik Antar Agama Di Indonesia Menurut Drs. Hendropuspito seorang tokoh Filsafat mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari agama. Hendropuspito, menyoroti konflik antar kelompok masyarakat Islam – Kristen di Indonesia, dibagi dalam empat hal, yaitu Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat subyektif nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu. Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi revealed religion, yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan. Karena hal itulah yang mempengaruhi faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat. Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik sering terjadi, yang merugikan ketentraman dan keamanan. Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik. Perbedaan Tingkat Kebudayaan Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah. Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia. Penutup Agama Kristen di Indonesia adalah agama yang minoritas, dan sebagai agama yang minoritas Gereja harus memahami bahwa eksistensinya hidup berdampingan di tengah-tengah kemajemukan agama. Gereja harus memberikan dasar-dasar teologis-dogmatis dan sikapnya terhadap agama lainnya. Sedangkan disisi lain gereja harus memahami dan mengerti tentang keberadaan, dasar-dasar kehidupan agama lain, dan sedapat mungkin mengenal ajaran agama lain. Atas dasar itulah gereja dan orang kristen dapat mengambil sikap praktis, bagaimana hidup bersekutu, melayani dan bersaksi di tengah-tengah kemajemukan agama dan penganut agama lain. Dalam pemahaman inilah gereja melakukan tugas dan panggilannya sebagai garam dan terang dunia. Dalam hal ini gereja senantiasa memberikan pemahaman terhadap umatnya. Dan sebagai warga gereja, adalah suatu keharusan untuk menghargai, menghormati, dan berusaha menjadi berkat bagi agama lain. Referensi Alkitab. 2014. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia Dewi S. 2000. Hubungan Gereja dan negara. Jakarta BPK Gunung Mulia. Soetarman, SP. 1993. Fundamentalisme agama-agama dan teknologi. Jakarta BPK Gunung Mulia. Wlliam, C. 2002. Pluralisme, konflik & Pendidikan agama di Indonesia. Yogyakarta Pustaka Pelajar. [1] Dewi SRI, Hubungan Gereja Dan Negara, Antalya Rileni Sudeco, Medan2000, Hal 165-166 A. Keberagaman sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia Kompetensi Dasar Bersyukur atas kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah. Cinta damai di tengah kemajemukan bangsa Indonesia. Memahami kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah. Melakukan aktivitas misalnya menuliskan refl eksi/doa/puisi/rangkuman/ membuat kliping berita dan gambar tentang kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah. Indikator 1. Menjelaskan keberagaman, kemajemukan bangsa Indonesia berdasarkan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. 2. Menjelaskan peluang-peluang dan tantangan realitas keberagaman pada bangsa Indonesia. 3. Menganalisis ajaran Kitab Suci tentang keberagaman manusia menurut Yoh 4 1-42. 4. Menganalisis ajaran Gereja tentang keberagaman manusia berdasarkan Nostra Aetate dan Gaudim et Spes Bahan Kajian 1. Keberagaman/kemajemukan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. 2. Peluang-peluang dan tantangan realitas keberagaman pada bangsa Indonesia. 3. Keberagaman umat manusia dalam ajaran Kitab Suci Kej 35 1-15; Yoh 4 1-42. 4. Suku-suku dan agama-agama yang ada di Indonesia. 5. Upaya-upaya membangun semangat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang majemuk. Sumber Belajar 1. Konferensi Waligereja Indonesia KWI. 1996. Iman Katolik. Kanisius Yogyakarta. 2. A. Heuken, SJ. 1991. Ensiklopedi Gereja. Cipta Loka Caraka Jakarta. 3. Alex Lanur. 1995. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. Kanisius Yogyakarta. 4. Dr. P. Hardono Hadi. 1994. Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Kanisius Yogyakarta, 1994. 5. Kitab Suci Alkitab. 6. Pengalaman peserta didik tentang hidup dalam masyarakat majemuk. Pendekatan Saintifi k dan kateketis. Metode Cerita, pengamatan, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Sarana 1. Peta penduduk Indonesia. 2. Burung Garuda Pancasila Lambang Negara. 3. Kitab Suci Alkitab. 4. Buku Siswa kelas XII Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3 x 45 menit. Pemikiran Dasar Dalam Kamus Besar Bahasa Iindonesia KBBI, Keragaman berasal dari kata ragam, yang berarti 1 sikap, tingkah laku, cara; 2 macam, jenis; 3 musik, lagu, langgam; 4 warna, corak; 5 laras tata bahasa, keragaman menunjukkan adanya banyak macam. Sedangkan keragaman sendiri berarti perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam atau suatu keadaan yang beberagam-ragam-beragam-ragam. Keberagam-ragaman secara umum adalah suatu kondisi di mana terdapat perbedaan-perbedaan di dalam masyarakat di berbagai bidang seperti suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan kesopanan, sosial dan ekonomi. Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat antara lain; suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan tatakrama, kesenjangan ekonomi dan sosial. Suku bangsa dan ras yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangatlah beragam. Dari keragaman tersebut ada perbedaan ras yang dapat terlihat dari ciri-ciri biologis lahiriah seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya. Suku bangsa yang ada di Indonesia lebih dari 300 macam. Sedangkan ras yang ada di Indonesia antara lain ras mongoloid yang terdapat di bagian Barat Indonesia dan ras austroloid yang terdapat di sebelah Timur Indonesia. Tentu saja bahwa manusia tidak bisa memilih agar dilahirkan di suku atau bangsa tertentu. Karena itu, manusia tidak pantas membanggakan dirinya Agama dan keyakinan mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi trasendensi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun juga kekuatan gaib itu berdiam di dalam diri manusia imanen, yang hanya bisa dirasakan kekuatannya. Dalam kenyataannya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah berfungsi edukatif ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang, berfungsi penyelamat, berfungsi sebagai perdamaian, berfungsi sebagai kontrol sosial, berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas, berfungsi transformatif, dan sebagainya. Di Indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan terdapat enam agama yang diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya, manusia tidak dipandang sederajat. Ada yang mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya. Ideologi dan politik; Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan ketertiban sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Namun pada kenyataannya Indonesia hanya mengakui Pancasila sebagai satu-satunya ideologi. Tata krama; yang berarti adat istiadat, sopan santun, pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dan diharapkan akan terjadi interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat itu sendiri. Kesenjangan ekonomi dan sosial; Indonesia merupakan negara berkembang di mana masalah perekonomian diperhatikan agar dapat meningkat. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, golongan, dan strata sosial. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa terdapat penggolongan orang berdasarkan status sosial. Indonesia adalah negara dengan struktur masyarakat yang majemuk dan memiliki banyak keragaman dalam banyak hal. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kita. Banyak pengaruh yang timbul karena adanya keragaman, diantaranya adalah 1 di dalam kelompok-kelompok sering terjadi segmentasi karena memiliki kebudayaan yang berbeda; 2 struktur sosial terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer; 3 kurang adanya pengembangan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar; 4 secara relatif sering terjadi konfl ik di antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, karena adanya perbedaan; 5 secara relatif integrasi sosial tumbuh atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi; 6 adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Selain pengaruh di atas, jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti 1 terjadinya disharmonisasi, di mana tidak ada penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya; 2 terjadi diskriminasi terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu yang akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang merugikan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 3 terjadi eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain, menganggap kelompok lain derajatnya lebih rendah dari pada kelompoknya sendiri. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu 1 semangat religius; 2 semangat nasionalisme; 3 semangat pluralisme; 4 semangat humanisme; 5 dialog antar umat beragama; 6 membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfi gurasi hubungan antaragama, media massa, dan harmonisasinya. Problematika yang sedang dialami bangsa Indonesia saat ini adalah adanya gejala diskriminasi dalam masyarakat yang beragam. Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fi sik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik. Tentu saja kondisi ini bertolak belakang dengan semangat kebangsaan kita sebagaimana ditegaskan dalam pasal 28 ayat 2 UUD 1945 bahwa ā€œSetiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif ituā€. Sangat jelas sekali bahwa setiap orang mendapat perlindungan saat dia mendapat perlakuan diskriminatif. Meskipun begitu diskriminasi masih terjadi di berbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antarbangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, diceritakan bahwa Bangsa Terpilih sering kali menghayati rasa satu bangsa, satu Tuhan, satu negeri, satu tempat ibadat, dan satu tata hukum 12. Dari sejarahnya, ternyata ketika mereka bersatu, mereka menjadi kuat, sanggup mengalahkan musuh dan menjadikan dirinya bangsa yang jaya. Namun, ketika mereka tidak bersatu, mereka menjadi bangsa yang tidak berdaya dan tiap kali secara gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Kitab Suci menceritakan bahwa ketika mereka dari Mesir memasuki tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua, mereka sungguh bersatu dan dapat merebut Tanah Terjanji itu. bdk. Yos 6 1-15, 63. Ketika mereka sudah menempati Tanah Terjanji yang dibagi menurut suku-suku keturunan Yakub, maka mereka lama-kelamaan terpecah dan menjadi lemah. Pada saat-saat itu, mereka menjadi lemah dan gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Mereka pernah bersatu di bawah pimpinan raja Daud dan menjadi bangsa yang kuat dan jaya. Kemudian mereka terpecah lagi dan menjadi lemah. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikisahkan bahwa ketika saat Mesias datang, umat Israel telah terpecah belah. Ketika Yesus ingin mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru yang bercorak rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya bdk. Mat 23 37-38. Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria di sumur Yakub. Pada pelajaran ini, peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati makna dan hakikat keberagaman sebagai realitas asali kehidupan manusia, khususnya dalam keberagaman atau kemajemukan hidup bangsa Indonesia sesuai semangat injili yaitu semangat Yesus sendiri. Kegiatan Pembelajaran Guru mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan doa. Doa Pembuka Allah, Bapa kami, Engkau telah menciptakan alam semesta sebagai kediaman bagi umat manusia. Tatkala umat pilihan-Mu hidup terlunta-lunta di pengasingan, Engkau membebaskan mereka dan mengantar ke tanah terjanji. Tanah air yang subur dan berlimpahan susu serta madu. Engkau pun memberikan tanah air kepada kami. Bapa, kami bersyukur atas tanah air kami yang luas dengan isinya yang beraneka ragam lautan dengan ribuan pulau, gunung dan daratan, hutan dan belantara; semuanya menyemarakkan tanah air kami. Kami bersyukur atas ratusan suku dan aneka budaya serta bahasa yang Kau himpun menjadi satu bangsa dan satu bahasa. Kami mohon berkat-Mu bagi semua yang mendiami tanah air ini. Semoga kami semua berusaha memelihara dan memajukannya. Bebaskanlah tanah air kami dari bahaya bencana alam, kelaparan, perang, dan wabah penyakit. Semoga kami semua tekun membangun tanah air kami demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa. Bantulah kami mewujudkan tanah air yang adil, makmur, aman, damai, dan sejahtera, sehingga tanah air yang kami diami di dunia ini selalu mengingatkan kami akan tanah air surgawi, tempat kami akan berbahagia abadi bersama Dikau. Semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. PS 194 Langkah Pertama Mengamati Keanekaragaman dan Kesatuan Bangsa Indonesia 1. Mengamati gambar Guru mengajak peserta didik untuk memperhatikan gambar-gambar yang ada pada buku siswa, halaman 82. 2. Pendalaman a. Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan pengamatan mereka terhadap gambar-gambar tersebut. b. Pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan, misalnya 1 Apa semboyan yang terdapat pada ā€œBurung Garudaā€ itu? 2 Apa arti semboyan tersebut? 3 Sebutkan aneka perbedaan dan contoh kebhinnekaan yang ada di Indonesia! 4 Dari mana asal keanekaan itu? 5 Bagaimana cara kita menerapkan, menghayati semboyan negara kita dalam hidup sehari-hari? c. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru memberikan beberapa buku referensi untuk digali bersama dalam diskusi kelompok. Misalnya buku-buku dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKn. Apabila memungkinkan peserta didik mewawancarai guru bidang studi PPKn atau yang sejenisnya dan mengakses internet sekolah untuk membaca informasi tentang keberagaman di Indonesia atau hal-hal yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. d. Guru meminta setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya masing-masing. Setiap kelompok dapat bertanya atau menanggapi laporan hasil diskusi kelompok lainnya. 3. Peneguhan Guru memberikan penjelasan setelah peserta didik melaporkan hasil diskusi kelompoknya. a. Menyadari Keanekaan Kita Kemajemukan adalah ciri asli dari kehidupan manusia di dunia ini. Tuhan menciptakan umat manusia dalam keperbedaan yang tak terhindarkan. Maka, kemajemukan merupakan keadaan yang tak terhindarkan. Orang harus belajar mengambil sikap yang tepat dan belajar bertindak secara arif untuk biasa hidup dan membangun masyarakat dalam keanekaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kemajemukan ini tampak dalam berbagai bentuk, antara lain agama, suku, bahasa, adat-istiadat, dan sebagainya. Contoh keanekaragaman ini dapat disebut lebih banyak lagi. Namun, hal yang terpenting ialah menyadari bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang multikultur bukan suatu bangsa monokultur. b. Menyadari Kesatuan Kita Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural yang berciri keanekaragaman dalam aspek-aspek kehidupan. Keanekaragaman itu juga diterima dan dihayati dalam satu kesatuan sebagai bangsa. Suku yang berasal dari ribuan pulau dengan budaya, adat-istiadat, bahasa, dan agama yang berbeda-beda, semuanya mengikrarkan diri sebagai satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia. Bangsa Indonesia yang berbeda-beda selain diikat oleh satu sejarah masa lampau yang sama, yakni penjajahan oleh bangsa asing dalam kurun waktu yang panjang, juga diikat oleh satu cita-cita yang sama yakni membangun masa depan bangsa yang berketuhanan, berperikemanusiaan, bersatu, berkeadilan, dan berdaulat. Berdasarkan pemahaman seperti itu, maka setiap individu mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Suku yang satu tidak lebih unggul dari suku lain, agama yang satu tidak mendominasi agama lain. Kodrat bangsa Indonesia memang berbeda-beda dalam kesatuan. Hal tersebut dirumuskan dengan sangat bijak dan tepat oleh bangsa Indonesia, yakni ā€œBhinneka Tunggal Ikaā€ yang berarti beraneka ragam atau berbeda-beda namun satu. Kenyataannya keberadaan bangsa Indonesia memang berbeda-beda namun tetap satu bangsa. Bangsa yang utuh dan bersatu serta yang berbeda-beda itu adalah saudara sebangsa dan setanah air. Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 menegaskan kita adalah satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. c. Kesatuan Tidak Sama dengan Keseragaman Dalam sejarah bangsa kita terdapat gejala-gejala dari rezim tertentu ORBA yang mencoba menekan keanekaragaman bangsa ini dan mencoba menggiring bangsa kita kepada keseragaman demi stabilitas. Kebhinnekatunggalikaan itu bukan hal yang sudah selesai, tuntas sempurna, dan statis, tetapi perlu terus-menerus dipertahankan, diperjuangkan, diisi, dan diwujudkan terus-menerus. Menjaga kebhinnekaan, keutuhan, kesatuan, dan keharmonisan kehidupan merupakan panggilan tugas bangsa Indonesia. Keberagaman adalah kekayaan, sedang kesatuan persaudaraan sejati adalah semangat dasar. Kehidupan yang berbeda-beda itu harus saling menyumbang dalam kebersamaan dan kesejahteraan bersama. Langkah Kedua Mendalami Tantangan terhadap ā€œBhinneka Tunggal Ikaā€ 1. Menelusuri kasus-kasus a. Guru mengajak peserta didik menemukan beberapa kasus dalam kehidupan masyarakat kita yang mencerminkan bahwa ada orang-orang atau kelompok tertentu yang dalam perilaku/tindakannya masih jauh dari semangat bhinneka tunggal ika. b. Guru mengajak peserta didik untuk menyimak cerita berikut ini. Diserang Saat Ibadat Rosario Jakarta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengecam penyerangan terhadap sekumpulan umat Katolik yang sedang menggelar ibadat Rosario dalam rangka penghormatan terhadap Bunda Maria di kediaman Direktur Galang Press, Julius Felicianus, di Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Kamis 29/5/14 malam. ā€œKami mengecam keras tindakan intoleransi yang dilakukan segelintir kelompok yang merusak sendi-sendi kehidupan berbhinneka dan berbangsa plural. Kami meminta aparat kepolisian mengusut secepatnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan diproses secara hukum agar tindakan yang sama tidak merembes ke tempat-tempat lain di tengah tingginya tensi politik saat ini,ā€ tandas Komisoner Komnas HAM Natalius Pigai dalam pesan singkatnya yang diterima Media Indonesia di Jakarta, Jumat 30/5/2014. Menurut Natalis, tindakan pembubaran, perusakan, dan pemukulan kepada umat Katolik itu telah mencederai prinsip penghormatan terhadap hak beribadah dan berkeyakinan agama yang dianut berdasarkan Kovenan PBB tentang Hak Sipil dan Politik Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, dan Pancasila. ā€œKita memegang prinsip yang sama yaitu Undang-Undang Dasar 1945 yang secara substansial mengandung nilai adagium Bhineka Tunggal Ika yang menjadi modal persatuan dan kesatuan bangsa kita. Ini harus diusut tuntas,ā€ tegasnya. Seperti diberitakan, rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus diserang dan dirusak oleh sekelompok orang berjubah putih. Penyerangan terjadi ketika rumah tersebut dipakai untuk ibadat doa Rosario, sebagai bentuk penghormatan Umat Katolik terhadap Bunda Maria. Saat penyerangan Julius menjadi bulan-bulanan kelompok penyerang. Menurut Julius, para penyerang datang menggunakan sepeda motor. Kepala Julius dipukul menggunakan besi dan pot bunga. Tak hanya Julius, ibu-ibu yang sedang menjalankan ibadah pun dipukul. Tak luput dari penyerangan itu, seorang wartawan Kompas TV, Michael Ariawan, juga menjadi korban pemukulan. Jco Pendalaman/Diskusi a. Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan cerita yang telah didengar atau dibacanya. b. Guru mengajak peserta didik untuk berdialog mendalami isi/pesan cerita tersebut, misalnya dengan pertanyaan-pertanyaan berikut 1 Bagaimana perasaanmu ketika membaca atau mendengar cerita itu? 2 Menurut kamu, peristiwa Pak Julius ini termasuk peristiwa apa? 3 Sebutkan dan jelaskan beberapa peristiwa bentrokan atau kerusuhan antarsuku lainnya yang pernah terjadi di Tanah Air! 4 Apakah ada tindakan-tindakan dari anak-anak bangsa ini yang dapat menimbulkan bahaya disintegrasi terhadap negara kita? Berikan contoh tindakan tersebut! 5 Mengapa dapat terjadi bentrokan antarsuku dan antarpenganut agama? 3. Peneguhan Setelah peserta didik berdiskusi tentang kasus intoleransi yang terjadi di masyarakat, guru memberi penjelasan sebagai masukan kepada peserta didik, sebagai berikut; a. Kasus kekerasan bernuansa agama menimpa bapak Julius Felicianus dan sejumlah umat katolik yang sedang berdoa rosario di Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Kamis 29/5/14. Kasus tersebut menunjukkan bahwa ada kelompok tertentu, sesama anak bangsa yang belum menghayati keberagaman atau pluralitas, yang menjadi ciri hakiki bangsa Indonesia. b. Indonesia, salah satu negara dengan keanekaragaman budaya, bahasa, agama, dan lain sebagainya. Namun, tidak jarang kita melihat perbedaan itu menjadi salah satu alasan adanya kekerasan di negeri ini. Mulai dari isu suku, agama, dan lain-lain. Pribadi atau kelompok tertentu di negeri ini yang intoleran atau tidak toleran cenderung menggunakan cara-cara kekerasan, entah melalui teror, penganiayaan, perusakan fasilitas rumah ibadat. Mereka berpikir bahwa seolah-olah kelompok mereka yang paling benar. c. Salah satu alasan ialah bahwa ada suku/daerah atau pemeluk agama tertentu merasa diperlakukan secara tidak adil. Jika orang, suku, etnis, atau pemeluk agama